Beberapa hari lagi kita akan melaksanakan pemilihan kepala daerah (Pilkada). Biasanya dan mungkin sudah terbiasa akan ada manuver-manuver yang dilakukan oleh sebagian oknum melakukan politik uang.
Ilustrasi politik uang |
Apa itu politik uang? Yaitu melakukan pemberian uang dengan jumlah tertentu pada masyarakat maupun perorangan agar memilih dan mencoblos calon tertentu pada hari pemilihan.
Akan tetapi ada juga yang tidak memberikan uang, melainkan berupa barang seperti sembako untuk memperhalus pola pikir agar tidak dikira menyogok. Praktek-praktek seperti ini sudah sering terjadi. Bahkan mungkin sudah ratusan kali berulang-ulang dilakukan demi memenuhi sebuah hasrat yaitu kursi jabatan.
Dan parahnya rakyat selalu dilupakan ketika mereka sudah berhasil naik menjadi pejabat. Jangankan untuk memberikan bantuan, bersilaturahim kepelosok desa pun tidak.
Ketika butuh mereka datang, ketika sudah tidak butuh rakyat di sia-siakan. Masihkah ada dihati para pemimpin sedikit nurani? Ataukah mereka tidak memiliki hati nurani.
Ketika hari pencoblosan pasti yang ada dipikiran mereka adalah menang atau kalah. Kalah dan menang apakah ini yang dinamakan demokrasi. Apakah arti demokrasi itu harus ada yang menang dan ada yang kalah! Lalu dimana rasa kebersamaan itu seharusnya diletakkan.
Kebersamaan untuk membangun, kebersamaan untuk saling membantu, kebersamaan saling mendukung. Sekali lagi buka mata buka hati agar mengerti sisi manusiawi. Ingat karma ingat mati, karena hidup ini hanya sementara saja.